MAINTENANCE
1. FUNGSI
DEPARTEMEN MAINTENANCE
Maintenance (pemeliharaan) adalah
semua aktivitas yang berkaitan untuk mempertahankan peralatan system dalam
kondisi layak bekerja. Sebuah system pemeliharaan yang baik akan menghilangkan
variabilitas system.
Taktik pemeliharaan adalah :
4. Menerapkan
dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan
5. Meningkatkan
kemampuan atau kecepatan perbaikan
Reliability (keandalan) adalah
peluang sebuah komponen mesin atau produk akan bekerja secara baik untuk waktu
tertentu di baawah kondisi tertentu. Taktik keandalan adalah :
1. Meningkatkan
komponen individual
2. Memberikan
redundancy
Tujuan pemeliharaan dan keandalan
adalah untuk mempertahankan kemampuan system, selagi mengendalikan biaya. Strategi
Pemeliharaan dan Keandalan yang baik membutuhkan keterlibatan karyawan dan
prosedur yang baik.
A.
MAINTENANCE (PEMELIHARAAN)
Untuk mengukur kesuksesan manajemen
pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu
keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan. Factor karyawan dalam hal
pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang
dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor penguat motivasi dan
kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk meningkatkan
penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan,
maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
1. Pertukaran
informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank data (
bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala
jenis mesin dalam system manufaktur.
2. Pelatihan
keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan,
perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan
pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job
training.
Adapun tentang prosedur
pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu diperhatikan adalah prosedur
pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi,
kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin.
Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara
langsung, mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang
umur mesin.
Prosedur berikutnya adalah monitor
dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan secara kontinu dengan jadwal yang
sudah ditentukan. System monitor yang baik akan mampu melakukan penyesuaian
yang diperlukan.
Manfaat dari adanya kegiatan
pemeliharaan ( maintenance) antara lain :
1. Perbaikan
terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen
operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan
mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan
kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak aka nada
pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
3. Mengurangi
persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan
untuk melakukan produksi ulang.
4. Biaya
operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan
yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih
rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya
tambahan karena proses pengerjaan ulang.
5. Produktivitas
lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas
adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan
catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika
output semakin besar.
6. Meningkatkan
kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik,
harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.Terdapat dua jenis taktik
pemeliharaan : pemeliharaan pencegahandan pemeliharaan kerusakan.
2.
JENIS-JENIS
MAINTENANCE (PERAWATAN)
Maintenance
atau Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:
1.
Breakdown Maintenance (Perawatan
saat terjadi Kerusakan)
Breakdown
Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada
mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi
secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak.
Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat
berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas ataupun
Output Produksi.
2.
Preventive Maintenance
(Perawatan Pencegahan)
Preventive
Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance adalah jenis
Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin
selama operasi berlangsung. Contoh Preventive maintenance adalah melakukan
penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau
pergantian suku cadang secara rutin dan berkala. Preventive Maintenace terdiri
dua jenis, yakni :
a.
Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic
Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang terjadwal dalam
melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga
pergantian suku cadang yang terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin
secara mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance
biasanya dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
b. Predictive Maintenance (Perawatan
Prediktif)
Predictive
Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan sebelum
terjadi kerusakan total. Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan
terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan
analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic
maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive
Maintenance lebih menitikberatkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3.
Corrective Maintenance
(Perawatan Korektif)
Corrective
Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab
kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi
dapat beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada
mesin atau peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin
masih dapat beroperasi tetapi tidak optimal).
Jenis-jenis
Perawatan atau Maintenance diatas perlu dipelajari dan diketahui dalam
menerapkan Total Productive Maintenance (TPM). Untuk mengukur kinerja Mesin,
kita dapat menghitungnya dengan rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness).
3.
ISTILAH ISTILAH MAINTENANCE
Nilai maintenance standard yang diperlukan
untuk menentukan suatu product dan part, dijelaskan dengan istilah-istilah
sebagai berikut :
1. Standard size dan tolerance
1. Standard size dan tolerance
·
Tingkat akurasi ukuran akhir suatu part, mempunyai sedikit perbedaan
antara satu dengan lainnya.
·
Untuk menentukan ukuran akhir (finishing size) suatu part, ditentukanlah
ukuran sementara dengan perbedaan yang diijinkan terhadap ukuran tersebut.
·
Ukuran yang ditentukan untuk sementara seperti penjelasan diatas disebut
“standard size” dan range perbedaan terhadap standard
size tersebut disebut sebagai “tolerance”.
·
Atau dengan kata lain, standard size adalah ukuran akhir dari suatu part
yang masih baru atau setelah di-repair. Sedangkan toleransi adalah perbedaan
dari ukuran standar yang diijinkan.
·
Tolerance dengan symbol (+) atau (–) dituliskan disebelah kanan standard
size.
Contoh:
Tolerance mungkin dituliskan berupa text
(huruf) dan table seperti [standard size (upper limit of tolerance/lower limit
of tolerance)]. Contoh : 125 (0/–0.126) dan 190 (+0.046/0)
·
Pada umumnya, ukuran lubang (hole) dan ukuran shaft yang akan dimasukkan
ke dalam lubang tersebut, dituliskan dengan standard size yang sama, tetapi ada
perbedaan tolerance antara hole dan shaft. Tingkat suaian (tightness of fit)
ditentukan oleh besarnya tolerance.
·
Penulisan ukuran rotating shaft dan hole, dan gambar yang menunjukkan
keterkaitan antara keduanya tampak seperti disamping.
2. Standard clearance
·
Clearance yang diberikan saat part masih baru disebut “standard
clearance“, yang dituliskan berupa range dari minimum clearance sampai maximum
clearance.
·
Saat suatu part anda repair, clearance pada umumya diatur pada ukuran
standard clearance.
Contoh: Standar size untuk shaft dan hole
main relief valve dan body sebesar 40 mm.
Diameter shaft terkecil = 40 - 0.045 = 39.955 dan diameter shaft terbesar = 40 - 0.035 = 39.965
Diameter hole terkecil = 40 - 0 = 40 dan diameter hole terbesar = 40 + 0.016 = 40.016
Clearance minimal = hole terkecil - shaft terbesar = 40 - 39.965 = 0.035
Clearance maksimal = hole terbesar - shaft terkecil = 40.016 - 39.955 = 0.061
3. Standard interference
Diameter shaft terkecil = 40 - 0.045 = 39.955 dan diameter shaft terbesar = 40 - 0.035 = 39.965
Diameter hole terkecil = 40 - 0 = 40 dan diameter hole terbesar = 40 + 0.016 = 40.016
Clearance minimal = hole terkecil - shaft terbesar = 40 - 39.965 = 0.035
Clearance maksimal = hole terbesar - shaft terkecil = 40.016 - 39.955 = 0.061
3. Standard interference
·
Saat ukuran suatu lubang (hole) lebih kecil dari ukuran shaft karena
standard size dan tolerance, perbedaan antara ukuran keduanya disebut
“interference”.
·
Range (A – B) dari perbedaan (A) antara ukuran minimum shaft dan ukuran
maximum hole ke perbedaan (B) antara ukuran maximum shaft dan ukuran minimum
hole disebut “standard interference”.
·
Setelah anda merepair atau mengganti suatu part, lakukan measuring untuk
ukuran hole dan shaft, dan pastikan interference masih dalam standard range.
Contoh: Standard size shaft dan hole = 85 mm
Diameter shaft terkecil = 85 - 0.058 = 84.942 dan diameter shaft terbesar = 85 - 0.036 = 84.964
Diameter hole terkecil = 85 - 0.059 = 84.941 dan diameter hole terbesar = 85 - 0.024 = 84.976
Clearance (interference) minimal = hole terkecil - shaft terbesar = 84.941 - 84.964 = -0.023
Clearance (interderence) maksimal = hole terbesar - shaft terkecil = 84.976 - 84.942 = 0.034
Diameter shaft terkecil = 85 - 0.058 = 84.942 dan diameter shaft terbesar = 85 - 0.036 = 84.964
Diameter hole terkecil = 85 - 0.059 = 84.941 dan diameter hole terbesar = 85 - 0.024 = 84.976
Clearance (interference) minimal = hole terkecil - shaft terbesar = 84.941 - 84.964 = -0.023
Clearance (interderence) maksimal = hole terbesar - shaft terkecil = 84.976 - 84.942 = 0.034
4. Repair limit and allowable value
·
Ukuran suatu part akan berubah karena keausan (wear) dan perubahan
bentuk (deformation) saat part digunakan. Batasan dari perubahan ukuran
tersebut disebut “repair limit”.
·
Jika part telah aus mencapai repair limit, harus anda ganti atau repair.
·
Unjuk kerja dan fungsi suatu product cenderung semakin turun saat
digunakan. Nilai yang rendah dari suatu product tetapi masih dapat
digunakan tanpa menyebabkan suatu problem disebut “allowable value”.
·
Jika product atau part telah aus mencapai allowable value, part harus
anda check atau repair.
·
Karena permissible value diperkirakan dari berbagai testing atau
pengalaman dalam banyak kasus, oleh sebab itu, part harus ditententukan setelah
mempertimbangkan kondisi operasi dan kebutuhan customer.
5. Clearance limit
·
Part dapat digunakan sampai clearance antara keduanya membesar mencapai
certain limit. Limit atau batasan dimana part tidak bisa digunakan lagi disebut
“clearance limit”.
·
Jika clearance antar part telah melebihi clearance limit, part harus
diganti atau direpair.
6. Interference limit
·
Allowable maximum interference antara hole (lubang) suatu part dan shaft
pada part lainnya yang akan diassembling disebut “interference limit”.
·
Interference limit menunjukkan repair limit suatu part dengan tolerance
yang lebih kecil.
·
Jika interference antar part telah melebihi interference limit, part
harus diganti atau direpair.
7. Avalabality
Adalah Perioda waktu dimana alat/fasilitas dalam
keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
8. Downtime
Adalah Perioda waktu dimana alat/fasilitas dalam
keadaan tidak dapat dipakai/dioperasikan.
9. Breakdown
Adalah aktivitas maintenance (pemeliharaan) yang
dilakukan sebagai reaksi atau tindakan segera yang menduduki prioritas utama
untuk mengembalikan kondisi peralatan atau mesin pada kondisi atau keadaan
normal setelah mengalami kegagalan fungsi yang mengakibatkan peralatan tersebut
berhenti beroperasi.
10. Overhaul
Adalah Pemeriksaan dan
perbaikan secara menyeluruh thdap suatu fasilitas atau sebagian dari fasilitas
shgg mencpai standard yang di terima.
4. KEUNTUNGAN ADANYA DEPARTEMENT MR
DIBANDINGKAN KONTRAKTOR DARI LUAR
Adapula keuntungan yang didapat dengan adanya
Departement MR ini, yaitu :
1.
Kerugian waktu operasi / produksi dapat
diperkecil
Dengan
adanya maintenance secara berkala dari bagian department MR ini, tentunya
kerugian dalam hal operasi / produksi dapat diperkecil karena pengendalian dari
bagian department MR ini.
2.
Biaya perbaikan mesin yang mahal
bisa dikurangi
Dengan
adanya department MR ini, segala macam biaya dari perbaikan mesin bisa
dikurangi karena pengawasan dari department MR ini yang langsung bekerja sama
dengan department yang lainnya didalam sebuah perusahaan.
3. Mesin
bisa diawasi secara berkala
Dikarenakan
adanya department MR ini, mesin-mesin yang ada didalam perusahaan dapat di
control / diawasi secara langsung oleh anggota dari bagian department MR ini.
4.
Menghemat biaya operasional perusahaan
Dengan
adanya department MR yang dibentuk sendiri oleh perusahaan, maka perusahaan
tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyewa sebuah department
maintenance dari luar.
Nama : ALFIAN PRILIAMBODO
Kelas : 3IC08
NPM: 20414812
UNIVERSITAS GUNADARMA
Sumber
www.pipercomex.com
lmumanajemenindustri.com
https://pubon.blogspot.co.id
0 komentar: