ANALISA PERBANDINGAN TIMING BELT DAN TIMING CHAIN
ANALISA
PERBANDINGAN TIMING BELT DAN TIMING CHAIN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya
sehingga saya berhasil menyelesaikan metodologi ini yang Alhamdulillah tepat
pada waktunya, yang berjudul “Analisa Perbandingan Timing Belt dan Timing Chain.
Diharapkan Metodologi ini dapat
memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan kepada kita semua tentang
teknik mesin. Saya menyadari bahwa metodologi ini masih jauh dari sempurna,
Sehubungan dengan hal ini, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun tentu saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan metodologi ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa Meridhoi segala usaha kita.
AMIN.
TUJUAN
PEMBUATAN METODOLOGI
1. Agar kita bisa mengetahui perbandingan Timing
Belt dan Timing Chain
2. Menambah pengetahuan untuk kita dalam
memahami Timing Belt dan Timing Chain
3. Agar
kita bisa mengetahuii kekurangan dan
kelebihan dari Timing Belt dan Timing Chain
PEMBAHASAN
Pada awalnya kendaraan menggunakan rantai timing sebagai penggerak noken
as mereka. Memang umur rantai timing jauh lebih lama daripada timing belt yang
hanya berumur 40.000 -60.000Km. Tetapi kelemahan rantai timing adalah bunyinya
yang cenderung kasar dan butuh perawatan yang cukup repot seperti melumasi
rantai timing setiap 30.000km. Belum lagi mobil yang menggunakan rantai timing
biasanya berbahaya untuk dipakai untuk kecepatan tinggi.
Charles Gates dan John Gates adalah pencetus ide pertama kali untuk
menggunakan timing belt dari bahan rubber sebagai pengganti rantai timing
mobil.Dua bersaudara ini memang salah satu penemu untuk fanbelt mobil dan
mereka mengembangkan bahan dari fanbelt untuk dijadikan timing belt.Dan hingga
saat ini Gates company masih merupakan pemasok tunggal untuk timing belt
original beberapa perusahaan otomotif dunia seperti Toyota, Ford, BMW, Mercy, Hyundai, KIA dan masih banyak lagi.
Timing Belt
(Belt-Driven) adalah penggerak Noken As yang menggunakan Sabuk Karet Fiber
(Belt) layaknya yang kita temui pada V-Belt Motor Skutik. . . Belt tersebut
memiliki gerigi dibagian dalamnya, Sehingga mampu memiliki grip yang maksimal
ke holder (gear) nya. . . Timing Belt sebenarnya sudah lazim dan banyak
diaplikasi di mobil yang beredar di indonesia karena Harganya Lebih Murah,
Presisi, Ringan dan Lebih Senyap (tidak berisik) karena tidak adanya gesekan
antar logam. . .
Timing Belt
biasanya dibuat menggunakan Fiber yang tingkat elastisitasnya tinggi, Contohnya
Fiberglass, Twaron & Kevlar. . . Semaikin baik material pembuatnya, Maka
semakin baik Belt tersebut menjalankan fungsinya serta Memiliki Masa Pakai
(Lifespan) yang jauh lebih lama. . . Sayangnya, Hal tersebut kini menjadi
masalah pelik, Lantaran banyaknya downgrade pada Material pembuat Belt demi
menghemat Cost Produksi. Belt Fleksibel iming Belt Memiliki Tingkat
Fleksibilitas Tinggi, Timing Belt juga memudahkan Engineer dalam merancang
model Mesin yang sesuai, Lantaran Posisinya berada di luar Blok Silinder &
Head. . . Hal tersebut menjadikan mesin yang menggunakan Timing Belt menjadi
lebih Compact & Ringan. Meskipun
demikian, Ternyata juga ada sisi kelemahan dari Timing Belt loh Brosist yaitu
ability jarak tempuhnya yang lebih pendek dibanding Timing Chain apalagi Jika
dibandingkan dengan Timing Gear. . . Dalam Kondisi dan Material yang baik,
Timing Belt mampu bertahan hingga 100.000 – 115.000 Km. . .Belt Mot Timing Belt
juga sangat rentan terhadap berbagai Kasus/Permasalahan seperti Panas Mesin
Berlebih, Cipratan Oli Berlebih, Serta Gejala Slip pada Penggeraknya. . . Kasus
Slip ini tak bisa dianggap remeh loh Brosist, !! Lantaran bisa saja akhirnya
Kinerja Noken As tak berjalan sempurna, Sehingga menyebabkan Tabrakan antara
Piston & Valve (Klep)
Timing Chain
(Chain-Driven) adalah penggerak Noken As yang menggunakan Rantai seperti
Kebanyakan Sepeda Motor yang umum kita temukan di Indonesia. Penggerak jenis
rantai ini sering disebut dengan Rantai Kamprat atau Rantai Keteng di
Kehidupan Otomotif Indonesia. Rantai ini memiliki penghubung berupa gear, yang
terletak antara bubungan Noken As dan di Kruk As. Dibandingkan dengan Timing
Belt, Timing Chain yang menggunakan logam sebagai bahan baku pembuatannya jelas
lebih kokoh dan kuat ketimbang Timing Belt yang hanya menggunakan Fiberglass.
Rantai yang digunakan biasanya dibuat menggunakan bahan baku logam yang awalnya dibuat menjadi mata rantai, kemudian mata rantai tersebut disusun/disambungkan menjadi kesatuan rantai yang utuh. Seperti hal-nya sifat fisis logam lainnya, rantai ini akan semakin memuai semakin lama masa pakainya. Pemuaian tersebut juga bisa dikarenakan panas mesin yang berlebih serta penggunaan yang tak sesuai dengan bahan bakunya. Secara umum, Timing Chain yang memiliki kualitas baik mampu bertahan hingga 160.000 Km. penggunaan dalam ketegori sehari-hari, Lantaran kategori ini jelas tak membutuhkan performa tingkat tinggi. . .
Rantai yang digunakan biasanya dibuat menggunakan bahan baku logam yang awalnya dibuat menjadi mata rantai, kemudian mata rantai tersebut disusun/disambungkan menjadi kesatuan rantai yang utuh. Seperti hal-nya sifat fisis logam lainnya, rantai ini akan semakin memuai semakin lama masa pakainya. Pemuaian tersebut juga bisa dikarenakan panas mesin yang berlebih serta penggunaan yang tak sesuai dengan bahan bakunya. Secara umum, Timing Chain yang memiliki kualitas baik mampu bertahan hingga 160.000 Km. penggunaan dalam ketegori sehari-hari, Lantaran kategori ini jelas tak membutuhkan performa tingkat tinggi. . .
Kelebihan Timing
Belt :
– Lebih Murah
Lantaran Tak menggunakan Bahan Logam
– Lebih Senyap
(Tidak Berisik Layaknya Timing Chain, Apalagi Timing Gear)
– Lebih Mudah
dalam penggantian
– Minim Vibrasi
(Getaran Mesin)
– Fleksibel
& Bisa Diposisikan sesuai Keinginan Engineer
– Lebih Ringan
(Bila Dibandingkan Timing Chain ataupun Timing Gear)
Kekurangan
Timing Belt :
– Sulit Diajak
Berkitir di RPM Tinggi
– Mudah Rusak
bila Terkena Panas Berlebih
– Mudah Slip dan
Respon Putaran Kruk As ke Noken As nya Sangat Inferior bila Dibandingkan dengan
2 Penggerak Lainnya (Banyak Loss Power)
– Lebih Rentan
Putus Sehingga Mengakibatkan Tabrakan Valve (Klep) & Piston
– Masa Pakainya
Paling Rendah bila Dibandingkan 2 Penggerak Lainnya
– Masa Pakai
sangat Bergantung Pada Material Pembuat & Perawatannya
Kelebihan Timing
Chain :
– Masa Pakainya
Lebih Lama Ketimbang Timing Belt
– Lebih Kuat
dalam Penggunaan Sehari – hari
– Mampu dipasang
Pada Mesin yang Mempunyai Karakter Powerfull dan Mid-High RPM
– Lebih Minim
Loss Power Ketimbang Timing Belt
– Minim
Perawatan Berkala (Kecuali dalam Kondisi Tertentu)
Kekurangan
Timing Chain :
– Lebih Berat
Ketimbang Timing Belt
– Masih sering
ditemui Gejala Slip, Sehingga Power tak Tersalur Merata
– Lebih Mahal
dibandingkan Timing Belt, Meski Tak Semahal Timing Gear
– Kaku, Sehingga
Rata-rata Konfigurasinya Sama
– Lebih Sulit
Dalam Hal Penggantian karena Terletak Dalam Mesin
– Vibrasi
(Getaran) di Mesin Lebih Tinggi
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk harian saya prefer ke Timing Chain, karena Timing belt
adalah salah satu komponen yang berperan besardalam menentukan kerja mesin,
bekerja dengan cara memutar camshaft yang mengatur kapan saatnya katup membuka
dan menutup agar selaras dengan baik. Jika timing belt putus saat tengah di
kendarai diperjalanan, sudah pasti mobil akan mogok dan tidak bisa kita gunakan
untuk melanjutkan pekerjaan.
Sumber:
https://www.bersosial.com/
NAMA
: ALFIAN PRILIAMBODO
NPM : 20414812
KELAS :3IC08
UNIVERSITAS
GUNADARMA
0 komentar: